Jumat, 14 Mei 2010

Sebuah Pertemuan (Jonathan E. X-2)

Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar.Temanku sudah menunggu diluar rumahku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya.

“Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.Seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Siska?” tanya dalam hati penuh keheranan.Siska, adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu aku juga pindah ke Bandung. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Fransisca kan?” tanyaku padanya,kuucpakan nama itu karena itulah nama aslinya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Reno. “Ren! Sini” panggilku pada Reno yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Siska!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Reno pun datang menghampiri aku dan Siska.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Siska yang tiba-tiba menyapanya. “Siska?” tanyanya sedikit kaget melihat Siska yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Bandung? Kangen ya sama aku?” tanya Reno pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jalan-jalan aja” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Reno sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis, yang tak pernah kulupkan. Akhinya Siska mengajak kami ke rumah tempat ia menginap sekarang karena ayahnya seorang pengusaha jadi suka berpindah-pindah, ia juga mempunyai rumah di Bandung. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Siska. Ketika kami sampai,

“Kamu lupa ya sama aku?“Tanya dirinya padaku."Ooh gak juga", ucapku. "Kok lupa sih sama aku", gerutu dari bibirnya mendengar ucapanku yang asal keluar itu.Dasar pikun!” ejek Reno padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus", ucapnya kesal padaku entah kenapa."Nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Reno tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Siska aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Reno padaku. “Maaf banget Sis, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Siska. “Oh gitu ya! Ya udah nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Siska padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah Siska. Sampai dirumah Siska aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Siska pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh sini masuk dulu! Siskanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Siska, tante Bella memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Siska waktu kami tinggal di Jakarta. “Sis, ini temennya dah dateng” panggil tante Bella kepada Siska. “Iya ma bentar lagi” teriak Siska dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Siska keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Siska pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Siska. “Kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Siska. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan kami pun memutuskan untuk langsung pulang kerumah, tetapi entah mengapa perutku terasa lapar, lalu aku pun mengajaknya untuk makan.Lalu kami pun mencari salah satu tempat makan di mall.Tapi jam menunjukan bahwa sekarang sudah pukul 4 sore, kami pun makan walau denga terburu-buru.Eh tak ku duga hujan turun jadi kami harus menunggu dulu tapi tante Bella berpesan untuk pulang jam 5.

Aku tentu saja tidak mau mengingkari janjiku dan Siskapun ingin segera pulang karena hari pun muali makin sore dan menuju gelap, ya menurutku itu wajar karena ia baru pertama ke Bandung.Akhirnya kuputuskan untuk pulang kupaikan jaketku pada dirinya walau ia sudah memaki jaketnya.Aku khawatir jika ia sakit karena kehujanan dan pikirku aku ini kan laki-laki pasti kuat.Dengan santai ku jalankan motor di tengah hujan deras.Sesampai dirumah Siska,badan ku basah kuyup kaya kucing di cemplungin ke empang.Akhirnya aku disuruh mampir oleh tante Bella. “Ayo Ano mampir dulu. itu dah basah semua bajunya” ajak tante Bella padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Bella."Mandi aja dulu aja!", ucap tante Bella sambil memberiku handuk.Akhirnya aku mandi juga.Saat aku mandi, aku tidak berpikir aku tidak ada baju ganti. Di situ pikiranku mulai kacau, aku mulai berkhayal dalam benakku dan berpikir dalam hati, masa aku memakai pakain wanita, karena Siska merupakan satu-satunya anak tunggal. Akhirnya dengan pikiran polos dan akal pendekku aku keluar dari kamar mandi denga memakai handuk, pikirku ku akan memakai baju yang tadi basah saja dan langsung pergi pulang ke rumah. Tetapi siapa sangka, Siska menawarkanku sepasang pakain pria yang masih baru.Aku bertanya,"ini pakaian siapa Sis?"."Ini pakainmu yang tadi aku beli dari mall tadi aku juga membelikannya untukmu."Aku hanya diam saja melihat kebaikannya itu. Lalu tante Bella mengajak aku untuk makan malam, tapi waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang saja. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar. "Dari mana aja sih jam segini baru pulang?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Siska. Kayanya aku suka deh sama Siska. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Siska terus.Saat itu sedang libur panjang makin banyak waktuku yang kuluangkan untuk seorang gadis yang bernama lengkap Vina Fransisca itu.Semakin aku rasa ada sesuatu yang berbeda saat aku memandang dirinya. Akhirnya tepat pada hari Minggu, hari dimana yang kukira ia harus balik lagi ke Jakarta untuk pulang. DI situ makin kurasa berat untuk menjumpainya, baru pertama kurasa beratnya untuk menemuinya lagi.

Akhirnya aku menelepn Reno unyuk ke empat biasanya kami nongkrong. Lalu jam 3 sore kami janjian dan kami bertemu. Ia juga tau hari itu Siska akan balik ke Jakarta, dengan tenang ia mengajakku untuk menemuinya, tapi aku berat untuk melakukan itu, kuberikan saja sepucuk surat kepada Reno untuk diberikan pada Siska."Wah, maen belakang kau rupanya!"ucap Reno."Maksudmu apa?"Ucapku.Lalu dia denga asal celetus berkata,"Kamu suka pada Siska ya?" Entah mengapa jawabku polos,"Lebih dari suka!"Lalu aku pergi saja ke Warnet yang tidak jauh dari situ, akhirnya Reno pun pergi.Entah beberapa jam berlalu aku serius maen di warnet Reno pun balik, anehnya ia balik dengan Siska. Lalu Siska menghampirikuku, dia bertanya padaku,"kenapa kamu ngasih surat kaya ginian sih?"Saya hanya diam saja, dia makin kesal, dan berkata lagi,"Aku gak akan kemana-mana lagi, aku sudah mendaftarkan ke Sekolah di sini",ucapnya. Dengan cepat aku sadar itu berarti maksdunya dia bakal tinggal di sini dong, dalem hatiku sudah senang,tapi ada yang teringat di pikirku surat yang tadi yang aku kirim.Saat ingin ku lontarkan kata-akta menanyakan surat tadi.Dengan suara lembut ia berkata,"Kenapa tidak kau katakan sejak lama, aku memperhatikanmu sejak lama, apa kau tau juga apa yang kupikirkan?" Aku hanya diam saja terpanah dengan kata-katanya.Lalu dengan singkat ucapnya lagi,"Aku.. mau kok",Tak kusangka bahasa surat yang asal-asalan ku buat menyentuh hatinya.Hanya itu yang sampai sekarang teringat dalam hatiku, dan surat itu pun masi ada pada dirinya.


Jonathan Edward

X-2 (No.19)

1 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

cerpen yang bagus...namun masih ada beberapa hal yang mesti desempurnakan!
misalnya penokohan dalam cerpen tidak jelas!
perbaiki!

tingkatkan lagi kemampuan menulismu!

Posting Komentar