Minggu, 02 Mei 2010

Kisahku di 17 Ramadhan (Gilang Aryandi S. X-2)

Saat ini jam menunjukan pukul 03.00 dini hari. Aku terbangun bersama jutaan umat muslim diseluruh dunia untuk makan sahur. Sekarang adalah bulan Ramadhan. Bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Dengan penuh semangat aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Setelah itu aku menyantap makanan sahur yang telah ibu siapkan dari pukul 02.00 dini hari. Memang enak daging tenggiri bumbu lada hitam buatan ibuku. Aku benar-benar menikmati makan sahur dihari ke-17 dalam bulan Ramadhan ini. Hari ini bertepatan dengan peringatan diturunkannya kitab suci Al-Quran yang dikenal dengan sebutan Nuzulul Quran. Kebetulan mesjid didekat rumahku memperingati peristiwa ini. Acara yang diadakan mesjid Al-Hikmah ini diantaranya adalah pengajian shubuh, buka bersama, dan shalat tarawih berjamaah.
Setelah makan sahur, aku pergi ke mesjid untuk menunaikan shalat shubuh dan mengikuti pengajian itu. Pada bulan Ramadhan, segala amal baik kita akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Aku mengikuti pengajian itu dengan penuh kekhusyuan. Kali ini pengajian dipimpin oleh Ustad Rizky yang akan membahas ayat-ayat pertama yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebelum memulai ceramah, para jemaah dipersilahkan membaca ayat suci yang telah ditentukan pak ustad. Tiba-tiba pak ustad memanggilku,
"Septrian, tolong kamu pimpin dulu membaca ayat Al-Quran para jemaah ini. Saya mau ke kamar mandi dulu" ucap pak ustad.
"Baik pak ustad" jawabku singkat.

Lalu aku duduk di posisi ustad tadi untuk memimpin membaca 6 ayat Al-Quran ini. Sebelum bacaan ini selesai, pak ustad datang dan duduk disebelahku. Setelah selesai, aku kembali ke tempat semula di dekat jendela. Kemudian aku kembali mengikuti pengajian itu.



Tidak terasa sinar yang mentari lahirkan itu perlahan menembus jendela mesjid yang dipenuhi pada jemaah untuk mengikuti pengajian. Lalu pengajian itu ditutup dengan bershalawat hingga waktu dhuha tiba. Sebagian besar jemaah menunaikan shalat dhuha, termasuk aku. Lalu aku pulang kerumah.
Kemudian kusimpan kedua sandal berwarna biru muda itu di rak. Langkah kaki kananpun mengawali masuk kedalam rumahku. Tenang rasanya hati ini setelah mengikuti pengajian itu. Hal ini akan menjadi awal yang baik dalam mengawali aktifitasku sebagai mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Aku tengah menyusun skripsi yang berjudul "Obligasi Aman Untuk Masyarakat." Dalam menyusun karya ilmiah ini, aku melakukan penelitian di PT Indah Sekuritas.
Sampai dirumah, aku bersiap untuk mengunjungi perusahaan sekuritas itu guna mendapatkan data-data yang membantuku dalam penyusunan skripsi ini. Pukul 10.00 pagi aku pergi ke perusahaan itu dengan ditemani motor kesayanganku. Tak lama, aku tiba di perusahaan bonafit itu. Kemudian satpam kantor itu menyapa dengan ramah kedatanganku. Satpam itu memang ramah, keramahannya itu nampak dari raut mukanya. Lalu setelah aku menjawab sapaannya, aku masuk dan langsung menuju lantai 6 dimana sang manager bekerja. Saat berjalan menuju ruang kerja sang manager, tampak para karyawan sedang sarapan pagi. Perusahaan ini mayoritas dihuni oleh karyawan non islam. Lantas aku hanya tersenyum melihat mereka makan dengan lahap sarapannya. Kemudian aku tiba di ruang kerja Pak Kevin. Lalu kuketuk pintunya hingga ia mempersilahkan aku memasuki ruang kerjanya. Hari ini Pak Kevin tidak terlalu sibuk dengan pekerjaannya karena perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tengah di suspend oleh pemerintah menyusul anjloknya perdagangan saham beberapa hari yang lalu. Setelah dipersilahkan duduk, kemudian penelitianku dimulai.
Tidak terasa waktu telah menunjukan pukul 1.30 siang dan penelitianku telah usai. Kemudian aku berpamitan dengan pak Kevin untuk pergi ke kampus. Setelah itu aku pergi ke kampus yang tidak jauh dari lokasi penelitian. Setelah tiba di kampus, aku langsung menemui pembimbingku untuk menanyakan beberapa hal mengenai penyusunan skripsiku. Namun ternyata pembimbingku sedang mengikuti seminar diluar kota dan akan kembali ke Bandung lusa nanti. Lantas aku pergi menuju mesjid dikampusku untuk menunaikan shalat dzuhur. Diperjalanan aku melihat pacarku tengah duduk berdua dengan sahabatku. Aku tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. aku hanya melihatnya dari jauh. Mereka duduk di dekat mesjid yang aku tuju. Lalu, aku pilih untuk memutar jalan karena tidak mau bertemu dengan mereka. Ternyata sahabatku telah menodai persahabatan kita. Aku benar-benar sakit hati dengan sahabatku itu. Aku mulai menjauhinya 6 bulan yang lalu dimana saat itu aku memergoki mereka berdua. Selama berjalan melalui rute yang lain, aku berusaha menenangkan hatiku yang dibakar api cemburu. Aku tidak mau ibadah hari ini tidak maksimal gara-gara kejadian ini. Saat tiba, lantas aku segera bergegas ke tempat wudhu. Kemudian aku mengambil air wudhu di mesjid yang sejuk itu. Alhamdulillah, dinginnya air wudhu sedikit mengurangi panasnya hati ini. Lantas aku menunaikan shalat 4 rakaat itu. Dalam sujud aku mendapat ketenangan yang luar biasa. Subhanallah, shalat telah menenangkan jiwaku. Kuakhiri shalat dzuhurku dengan berdzikir.
Rupanya ujian siang ini belum berakhir. Setelah memakai sepatu dan berniat pulang kerumah, aku kembali berjumpa dengan mereka. Mereka sedang berjalan menuju perpustakaan. Sepertinya mereka akan mencari buku ke perpustakaan. Lalu kutatap mereka berdua. Ternyata sahabatku itu menoleh kearahku. Aku yakin ia melihatnya, namun ia pura-pura tidak melihat. Lantas aku pergi ke parkiran kampus dan mengambil motor untuk pulang. Aku berusaha menenangkan pikiranku. Alhamdulillah setelah shalat aku lebih kuat menjalani ini semua.
Aku pun tiba dirumah. Kebetulan jalanan tidak terlalu macet sehingga aku dapat pulang lebih cepat dari biasanya. Begitu tiba, adzan ashar terlantun indah dibawakan muadzin di mesjid dekat rumahku. Setelah memarkirkan motor, aku masuk kerumah untuk kemudian menunaikan shalat ashar. Aku langsung mengambil air wudhu kemudian tersujud diatas sajadah hijau muda kepunyaanku. Setelah shalat, aku tidur untuk menghilangkan segala kejadian hari ini. Kemudian aku terlelap dalam mimpi.
Adzan maghrib menggema diseluruh mesjid di dunia. Hal itu menandakan berakhirnya ibadah puasa hari ini. Ibuku telah membangunkanku 30 menit sebelum adzan untuk bersiap pergi ke mesjid. Kebetulan saat sampai di mesjid, makanan telah dibagikan bagi para jemaah. Bersama ratusan jemaah aku berbuka puasa. Rasa syukur terucap dariku atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan hari ini.


Gilang Aryandi S.
091010059

1 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

cerpen yang islami...
cukup menarik
dengan ending yang menggantung...
tingkatkan dan teruslah menulis!

Posting Komentar