Selasa, 04 Mei 2010

BERAWAL DARI SENYUMAN DAN BERAKHIR DENGAN PENYESALAN (Ervina Meilanty X-2)

Namaku Desti, lengkapnya Destia Putri. Sekarang umurku 15 tahun. Hari ini adalah hari Minggu dan seperti biasanya setiap hari Minggu aku selalu menyempatkan waktuku untuk berkumpul dengan teman-teman di sekitar rumahku dan biasanya kita ngumpul di teras rumah Dilla. Dalam perkumpulan itu kita saling berbagi cerita satu sama lain. Saat sedang asyik bercerita tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku

“Des, Desti…” dengan hati terkejut aku menengok ke balakang dan ternyata yang memanggilku itu adalah Nizar temanku yang kebetulan lewat rumah rumah Dilla.

“Eh Zar ada apa?” tanyaku.

“Tolong kesini dulu sebentar!” suruhnya. Aku langsung mendekati Nizar.

“Apa Zar?” tanyaku kembali.

“Des minta nomber hp kamu dong!” jawabnya.

“Untuk apa? Emangnya kamu belum punya no hp aku ya? Tanyaku.

“Iya belum punya, bukan untuk apa-apa, tenang saja.” jawabnya.

“Oh ya udah ini nombernya.”(sambil memberitahu nombernya)

Setelah itu aku langsung kembali berkumpul dan bercerita-cerita lagi, mungkin aku sedikit ketinggalan cerita teman-temanku karena mungkin perbincanganku dengan Nizar cukup lama. Tak terasa hari semakin sore dan kitapun langsung pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan pulang aku melihat ada seseorang yang sedang mengendarai sepedah motor dan dia memberikanku senyuman, akupun membalas senyumannya karena aku tahu bahwa dia adalah teman Sdku namanya Luthfi, namun karena sewaktu SD aku pindah sekolah, jadi aku tidak begitu kenal dekat dengannya.

Beberapa hari kemudian aku mendapatkan sms dari nomber yang tidak aku kenal, aku fikir nomber itu adalah nomer Nizar tapi setelah aku tanya ternyata dia adalah Luthfi orang yang memberi aku senyuman beberapa hari yang lalu. Rasanya ada hal yang berbeda yang kurasakan saat aku menerima sms darinya. Aku tak tahu dia mengetahui nomber aku dari mana, lalu aku menanyakan kepadanya dan ternyata dia tahu nomber aku dari Nizar karana mereka satu sekolahan dan mereka juga saling kenal dari SD. Berawal dari kedatangan smsnya kita jadi saling kenal lebih dekat lagi dan kitapun jadi sering smsan dan sepertinya aku mulai jatuh cinta kepadanya karena ada hal yang berbeda pada dirinya.

Saat itu kita sedang duduk di kelas 3 SMP, tetapi kita tidak satu sekolah sehingga kita sangat jarang ketemu. Sejak itu kita akan menghadapi UN dan waktu smsanpun tidak terlalu sering seperti biasanya karena takut mengganggu konsentrasi kita. Waktu UN pun tiba dan alhamdulillah berjalan dengan lancar. Setelah UN berlalu dan semua ujianpun hampir selesai, Luthfi kembali mengsmsku dan bertanya “mau dilanjutkan kemana sekolahnya?” lalu aku menjawab “ ke SMA yang dekat saja.” Dan ternyata diapun sama ingin masuk SMA itu karena dia ingin kita selalu bertemu tiap hari.

Tiba waktunya dimana semua siswa-siswi se-Indonesia menerima hasil UN/kelulusan, saat aku melihat hasilnya alhamdulillah nilai aku memuaskan dan setelah aku daftar ke SMA yang aku inginkan ternyata aku masuk, namun sayangnya Luthfi tidak jadi melanjutkan sekolahnya ke SMA tapi dia melanjutkan sekolahnya ke SMK.

Beberepa minggu kemudian Luthfi mengajakku untuk jalan berdua dan akupun menerima ajakannya. Saat kita sedang mengobrol tiba-tiba dia berbicara sesuatu yang tidak aku duga sebelumnya, dia mengungkapkan isi hatinya padaku dan meminta aku untuk menjadi orang yang spesial di hatinya, namun hari itu aku tidak langsung menjawab karena aku masih bingung dengan apa yang harus aku putuskan.

Setelah aku sampai di rumah, aku langsung pergi ke rumah temanku dan bercerita kepadanya tetang apa yang terjadi tadi, ternyata dia memberikan solusi agar aku tidak menerimanya akupun tidak tahu mengapa temanku berkata begitu.

Seminggu kemudian Luthfi mengungkapkan isi hatinya kembali padaku, namun sekarang aku menerima cintanya. Aku tidak ingat dengan perkataan temanku seminggu yang lalu. Setelah sebulan kujalani cinta dengannya semua berjalan lancar dan baik-baik saja, namun karena kita beda sekolah dan kitapun sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing akibatnya kita jarang ketemu, sebenarnya ku sedih dengan keadaan seperti ini namun aku tetap sabar dan kita tetap saling mengerti dengan keadaan seperti ini karena mungkin semua ini menjadi yang terbaik untuk kita. Beberapa bulan kemudian Lutfi berbicara kepadaku “Des hari ini aku sakit hati banget karena tadi aku di tembak perempuan tapi aku tidak menerimanya dan dia malah nampar aku di depan banyak orang.” Aku merasakan apa yang dia rasakan, namun aku pun tidak tahu yang sebenarnya, tapi aku tetap percaya pada Luthfi.

Berawal dari peristiwa Luthfi di tampar teman perempuannya, sepertinya Luthfi mulai berubah dan sepertinya dia sering membohongi aku. Sampai pada akhirnya dia tiba-tiba memutuskan hubungan kita berdua, aku memang sedikit kaget dengan apa yang dia ucapkan tapi aku menerima semua yang dia putuskan karena mungkin inilah yang terbaik untuk kita berdua. Namun, beberapa hari kemudian, aku mendapat infomasi bahwa Luthfi telah mempunyai penggantiku, aku tidak begitu peduli dengan informasi itu, itu hak dia karena aku bukan siapa-siapanya lagi. Namun ternyata penggantinya itu adalah orang yang telah menamparnya dulu. Tak tahu apa yang ada difikirannya, mengapa dia memilih orang yang sudah menyakitinya dulu. Padahal masih banyak perempuan yang mungkin lebih baik dari aku, tapi mengapa harus dia yang luthfi pilih? Aku menyesal dengan keputusanku dulu yang tak pernah mendengarkan apa yang telah di katakan temanku. Seharusnya aku berfikir dulu sebelum membuat keputusan. Dan sekarang aku akan melupakan semuanya.

1 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

umm...
ceritanya cukup bagus..
namun akan lebih menarik lagi bila ditambahkan beberapa dialog lagi untuk memperjelas alur dalam cerita..
tingkatkan !!!

Posting Komentar