Kamis, 13 Mei 2010

Kejujuran Yang Dinanti (Wulan Sari X-2)

Di sudut kamar yang kurang cahaya itu, di dalamnya terdapat kehidupan yang pernah menggembirakan, menegangkan, dan juga mengharukan. Dan pada suatu hari kamar itu menghasilkan suara-suara yang merdu dari gadis- gadis remaja, mereka tertawa tanpa henti seperti yang terkena bius saja. Hanya sesaat tertwaan tersebut kadang-kadang berhenti hanya untuk menyambung hidup.

Tapi salah satu dari mereka kelihatannya mempunyai beban yang sangat berat. “ apakah sudah saatnya aku untuk cerita semua ini ” Fina berkata dalam hatinya “ hei…… Fin kenapa kamu ?” Tanya nita sahabatnya “ kenapa apanya Ta ……. ? apa aku kelihatan jelek …??? “ (sambil membereskan rambut) ” huuh dasar kamu !!! orang aneh” “ biarin ahh……. aneh-aneh gini masih ada orang yang lebih aneh yang mau jadi temenku “ “ maksudmu aku ???? “ “kalian lagi bahas apa sih ??? “ (dengan muka bingungnya Sita memotong pembicaraan Fina dan Nita) dengan serentak mereka menjawab “ hmm…. Dasar Sita- Sita !!! “ “ apa …… ??? “ jawab Sita dengan wajah tanpa ekspresi. “ heeeuuh dasar Miss Telmi “ Jawab Nita dengan nada sedikit marah mendengar semua itu Fina hanya menggelenngkan kepala dan tersenyum.

Ulah Sita seketika membuat suasana menjadi nyaman kembali, karena ulahnya yang sambil bertengkar dengan Nita sampai-sampai membuat Sita terjun bebas dari ranjang yang Ia tempati. Dan kedua sahabatnya hanya menertawakan Sita, tapi di balik tertawa Fina menyimpan sejuta pikiran yang mengganggu dan membuat perasaannya merasa tidak enak kedua sahabatnya itu.

***

Fina mulai mencoba mengumpulkan keberaniannya yang tersebar dan berserakan entah dimana, Fina ingin mengungkapkan suatu hal yang sangat mengganjal dan mengganggu hari-harinya meskipun di balik itu semua Fina mendapatkan ketenangan dan kesenangan tersendiri dari apa yang telah Ia perbuat. Fina ingin merasakan itu semua tanpa adanya tekanan dari pikiran yang mengganggu, semua karena kleberaniannya yang belum terkumpul.

“ Aku ingin mengungkapkan ini semua “ (jerit Fina dalam hati) Fina ingin memberitahu seluruh dunia tentang apa myang telah Ia perbuat, tapi jangankan umtuk memberi tahu seluruh dunia, untuk member tahu orang-orang di sekelilingnya saja Fina tidak bisa. Karena banyaknya pikiran Fina sulit untuk mengungkapkan hal yang sangat mengganggunya itu, tapi Fina bingung ingin berbuat apa ??, “ apa yang harus aku lakukan ?”( pikiran itu yang selalu muncul dan menemaninya setiap hari )

Suatu ketika Fina mendapat kesempatan yang tepat untuk mengungkapkan semua yang telah Fina simpan selama ini. Tapi tetap keberanian yanmg selalu menghalangi Fina untuk mengungkapkan semua itu. Umhh……… fina tahu semua yang telah Ia lakukan itu salah tapi Ia juga berat untuk meninggalkan hal tersebut .

***

Di sekolah Fina berusaha menutupi hal tersebut dan juga berusaha untuk bersikap seperti biasa, “wooy………. Ngelamun aja “ teguir Nita yang juga mengagetkan Fina ” apa Nit …..??? “ Jawabnya dengan senyum “ ngapain kamu ngelamun aja ?? lagi ada masalah ?? “ “ ngga……. Ya habisnya kalian pergi gitu aja sih… !!” “eh …… ga tau perasaan aku aja atau emang bener , beberapa hari ini kamu kelihatan aneh tahu !!!” oh ya……....?? “ “cerita aja ke aku sama Sita kalau kamu lagi ada masalah !! aku sama Sita pasti mau dengerih kok” iya, tenang aja, aku tahu kok kalau kalian masih ada di sampingku sebagai sahabat terbaikku” (sambil meneskan air mata) “kenapa kok kamu nangis sih Fin ?? “ “ hmm… aku ngga kenapa-kenapa , udalah aku baik-baik aja “.

Dan bunyi bell berbunyi tanda waktu istirahat telah habis dan bell juga yang membuat perbincangan kedua sahabat itu tertunda sejenak, tetapi ketika Sita masuk kelas dan melihat salah satu sahabatnya menangis Ia langsung berteriak histeris sehingga suasana kelas menjadi hening dan semua pasang nmata yang ada di kelas tertuju pada tingkah polah Sita tersebut “aduh………. Aduh………. Kamu kenapa Fin ?? eh ……. Apa yang terjadi ?? siapa yang ganggu kamu ?? dia ?... dia ?... dia?... atau dia? “(sambil menunjuk teman lelaki yang ada di ke;lasnya itu) dan Nita langsung menanggapi prilaku sita dengan marah, “ diam kamu Siat … !!! kamu malah membuat keadaan memburuk !!!” Sita terdiam dan melangkah ke tempat duduknya. Dan beberapa saat kemudian Guru yang akan mengajar di kelas itupun dating.

Setelah waktu belajar habis, bell pulangpun berbunyi, tapi Fina keluar begitu saja tanpa menunggu sahabatnya sepeti biasa. Entah kenapa Ia pulang dengan tergesa-gesa tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang memperhatikannya.

***

Tiba dirumah Fina langsung masuk kamar dan menangis, karena Fina ingat semua yang di katakana Nita kepadanya. “Mereka adalah sahabat ku, dan mereka harus tahu apa yang terjadi” (pikiran Fina saat itu). Dari situ Fina berniat untuk mengungkapkan dan memberitahu sahabat-sahabatnya kalau Ia telah berpacaran dengan Deni. Fina harus sudah siap untuk menerima semua resiko yang akan terjadi, semalaman Ia tidak bisa tidur karena Ia membayangkan apa yang akan terjadi besok ketika Ia memberitahu Nita dan Sita tentang semua itu. Dan Ia sudah memiliki pilihan apabila sahabat-sahabatnya itu menyuruhnya untuk memilih antara sahabat-sahabatnnya atau pacarnya. Dan besokpun tepat hari jadian Fina dengan Deni yang kedua bulan, semalaman itupun Ia memikirkan dan membayangkan hal-hal yang belum tentu terjadi.

***

Esok harinya di sekolah Fina berniat memberitahu kedua sahabatnya tersebut setelah pulang sekolah, Fina mengikuti pelajaran dengan tenang dan semangat, Ia siap untuk member tahu sahabatnya tersebut tentang apa yang telah Ia sembunyikan selama ini. Dan yang di tunggu-tunggupun datang yaitu bell pulang, Fina langsung mendekati ke dua sahabatnya dan mulai menceritakan semuanya dengan rasa takut di dalam hatinya. Tapi Fina mulai bingung dengan respon kedua sahabatnya tersebut , karena mereka merespon dengan biasa-biasa saja tanpa nampak rasa marah ataupun kecewa di raut muka mereka, padahal Fina sadar kalau Ia sudah melanggar perjanjian yang telah Ia sepakati dengan kedua sahabatnya itu. Fina tahu jujur itu kadang menyakitkan tapi Ia yakin semua kejujuran akan berakhir membahagiakan.

Dan semua itu terbukti, Ia jujur kepada sahabat-sahabatnya tentang yang telah Ia lakukun di belakang mereka, tapi yang tidak Fina duga dari pernyataan dan pengakuan kedua sahabatnya tersebut, yang ternyata telah melakukan hal yang sama di belakangnya. Pernyataan dan pengakuan tersebut memang menyakitkan untuknya, tapi pada akhirnya Ia tetap merasa senang atas pernyataan dan prengakuan kedua sahabatnya yang di landasi dengan kejujuran.

1 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

cerpen yang bagus, amanat yang terdapat pada cerpen sangat jelas tergambar dalam cerpen tersebut
tingkatkan lagi kemampuan berkaryamu!

Posting Komentar