Jumat, 30 April 2010

Mencari dan Menemukan (Putty Surya Andini X-2)

“Hoooam...”

Pukul 05.00 aku terbangun dari tidurku, segera bergegas untuk beribadah dan siap-siap pergi kesekolah.

Ya.. sekolahku tercinta! Dimana aku menghabiskan sebagian waktuku disini untuk menemukan hal-hal baru dan menikmati masa remajaku. Katanya sih ini salah satu SMA favorit yang ada di daerah Bandung.

Hari demi hari ku jalani seperti biasanya. Bangun pagi, sekolah, dan lain-lain. Terkadang aku merasa bosan menjalani semua aktivitas yang rutin aku kerjakan setiap harinya. Aku ingin menemukan suatu hal yang baru, sesuatu yang sampai saat ini belum aku dapatkan, atau apapun itu.

Ya.. yang aku maksud adalah CINTA. Walaupun aku sudah mulai berpacaran sejak aku masih duduk di bangku SMP, tetapi aku masih belum bisa menemukan arti sesungguhnya. Aku terus mencari, mencari, dan mencari, namun hasilnya nol.

Banyak temanku yang bilang cinta itu menyenangkan, cinta itu bisa merubah segalanya. Tapi ada juga yang bilang kalau cinta itu menyakitkan, bagaikan ditusuk oleh ribuan pedang..(Hhaha.. cukup berlebihan juga memang.)

Aku sampai bingung mana yang benar...?!

Rata-rata aku jalani dengan santai saja. Ya.. jaga-jaga aja biar aku nggak kejebak dalam cinta.

Hehhe...

Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan diriku.. Perkenalkan namaku Priska Sinaya Ardillah. Biasa di panggil Ika. Umurku genap 16 tahun, tapi nanti 6 bulan lagi. Hehehehee..

Sama seperti remaja yang lainnya aku masih selalu ingin coba-coba tentang ini itu. Ya.. itung-itung nambah pengalamanlah..

...

Awal aku masuk SMA aku berfikir untuk melupakan semua tentang CINTA, karena saat aku berada dipenghujung akhir mencari ilmu di SMP aku pernah merasakan pahitnya cinta. Ya.. benar yang dikatakan temanku sebelumnya ‘bagaikan ditusuk oleh ribuan pedang’ walaupun awalnya aku mengatakan agak berlebihan, namun itulah yang kurasakan.

Namun semua hal itu menghilang begitu saja saat aku mulai memperhatikan seseorang yang bernama Alvin, seorang pria yang selalu duduk dibangku paling pojok dikelasku. Kesan pada awalnya sih biasa saja, tetapi karena aku tanpa sengaja sering melihatnya lama-lama ada kesan yang berbeda,’dia lucu !!’ pikirku. Tapi pertamanya tak ada sedikitpun kesan yang lain, selain menganggapnya seorang laki-laki yang lucu. Istilah jaman sekarang sih cuma ‘ngeceng’. Karena cuma ngeceng itu pula aku jadi nggak begitu peduli sama dia. Namun aku sedikit berbeda dengan teman-temanku yang lain, biasanya kalo teman-temanku lagi pada ngecengin seseorang sih mereka nggak ada hentinya membicarakan tentang cwo itu, hampir tiap waktu mereka nyeritain ataupun nyebut nama cwo itu . hufft.. aku aja sampai capek dengernya.

...

‘Teng..Teng..Teng..’ bel tanda istirahat berbunyi. Akupun segera meninggalkan ruang kelasku untuk mengisi perutku.

Saat dikantin sahabatku Intan mengajakku untuk ngumpul-ngumpul bareng Aulia sewaktu pulang sekolah nanti, katanya sih dia pingin curhat sesuatu sama aku dan Aul.

“Hei ka..!!” terdengar suara seorang cwo yang memanggilku dari belakang.

“Eh,Hei Fer..!! Gimana sama kelasnya yang baru??Cie... hebatlah masuk kelas unggulan no.1.” tanyaku pada Fery yang merupakan salah satu dari sahabatku juga.

“Ya.. lumayanlah seru.

Hahaa.. ah kamu ini biasa aja kali nggak usah memujiku seperti itu.”

“Hehe.. biarin atuh Fer. Eh kan kelas kita tetanggaan nih.. jangan sombong ya.. awas lho..!!”

“Iya-iya tenang aja lagi aku mah nggak bakalan lupa sama kamu. Kamu juga jangan sombong ya..!!”

“iyalah urusan itu mah gampang diatur.hehhe”

...

Sepulang sekolah aku menemui Intan dan Aulia didepan kelas.

“Hei, tan,ul. Maaf ya menunggu lama.”

“iya kok nggak apa-apa, nyantai aja. Oh iya ka, Intan punya kabar gembira lho..”

“Oh ya??! Apaan tuh?? cerita-cerita donk tan.!! Pintaku sambil tersenyum-senyum.

“Uhm.. aku baru jadian sama kang Angga!” jawab Intan dengan girangnya

“Wah.. selamat ya.. aku ikut seneng juga. Moga langgeng ya.!!”

“Iya..makasih ya..”

Dan disana kita bertiga terus bercerita tentang teman-teman dan kelas baru kita masing-masing. Sampai-sampai kita lupa akan waktu kalau ini tuh sudah sore. Kemudian kami bertiga bergegas untuk pulang.

...

Keesokan harinya....

‘Hoaaam...bosan!!’ kataku saat pelajaran geografi berlangsung. Aku menunggu-nunggu kapan bel pulang akan berbunyi?? Karena aku sudah ngantuk banget.

15 menit kemudian bel yang kutunggu-tunggu berbunyi..’Akhirnya...’kataku dengan sedikit bersemangat. Saat aku hendak pulang tanpa sengaja aku berdiri tepat di tengah-tengah pintu kelas. Tanpa ku sadari Alvin masuk dan menggeser badanku karena mungkin menghalangi jalannya. Salah satu temanku yang bernama Ulfa langsung mengejekku dengan genitnya dan menyebarkan kalau aku jadian sama dia. Padahal itu semua NGGAK BENER!! Huu.. dasaar Ulfa! Gak bisa diem apa tuh mulut.. nyebar-nyebarin gosip yang gak jelas kayak gitu. Disana aku meronta-ronta bilang “NGGAK SUKA IH..KALIAN MAH JAHAT AH.. GAK SUKA POKOKNYA NGGAK SUKA TITIK”

“hahahaa.. ah ngaku aja atuh ka! Gak apa-apa lagi..”

“AH GAK TAU AH.. DIBILANG GAK SUKA YA GAK SUKA”

Untungnya itu semua tak berlangsung lama.

Gosipnya nggak jadi beredar. Aku tuh paling nggak suka digosipin apalagi yang nggak bener kenyataannya.

Sesampainya di rumah, ntah mengapa aku jadi terbayang-bayang akan sosoknya.. Kenapa?? Pikirku. Ahh.. sudahlah nggak usah mikirin dia lagi.. harus fokus sama pelajaran untuk meraih cita-citaku menjadi seorang dokter hewan. Semangat...!!

...

Kali ini aku merasakan sesuatu yang berbeda terhadap diriku. Sesuatu yang pasti dirasakan oleh setiap orang, dan juga pernah aku rasakan sebelumnya.SUKA?? Haah.. nggaklah!! aku udah pernah bilang sebelumnya kalau aku nggak suka sama dia.

Tapi rasa ini kian lama kian memuncak. Saat aku menceritakan hal ini pada Fery, dia bilang kalau aku memang menyukai Alvin. Aku sempat terkejut sejenak saat Fery menyimpulkan hal itu. Namun akhirnya aku sadar bahwa aku tidak boleh lagi memungkiri semua ini. Mungkin inilah yang kurasakan padanya. Apa ini akibat omonganku waktu itu?? Ahh.. tidaaak...

Saat itu aku jadi sering curhat tentang Alvin pada Fery. Tentang perasaan, tentang kelakuannya Alvin, dan segalanya. Saat itu pula aku dan Alvin menjadi dekat dan saling mengenal satu sama lain melalui pesan singkat lewat handphone.

Beberapa bulan kemudian...

Aku dan Alvin berpacaran. Waaaa.... hati aku bener-bener senang waktu itu. Gak nyangka aja Alvin punya perasaan yang sama terhadap aku.

Baru beberapa minggu pacaran aja aku dan Alvin sudah mempunyai beberapa konflik. Yang pertama masalah cemburu.. ya wajar aja sih, tapi kalau dipikir-pikir terlalu berlebihan dia cemburu sama aku. Padahal itu semua sama sekali nggak ada benernya sedikitpun!! Kemudian muncul masalah-masalah lagi. Dan akulah yang selalu menjadi pokok permasalahannya. Tapi lagi-lagi semua itu nggak bener, lagi-lagi semua itu salah paham.

Satu bulan ... dua bulan telah aku lewati bersamanya. Namun belum terlihat sesuatu yang berbeda seperti sebelumnya. Sampai akhirnya rasa sayang aku pada Alvin semakin berkurang, ntah mengapa hal ini bisa terjadi. Mungkin karena selama dua bulan itu aku merasakan nggak enaknya terus-terus disalahkan. Namun selama dua bulan itu pula aku bertahan, apalagi alasannya kalau aku masih sayang dia.

Tapi disaat perasaan aku mulai berubah, sikap Alvinpun berubah. Berubah menjadi lebih perhatian, lebih sayang, dan segalanya yang aku tunggu-tunggu sejak dulu. Tapi kenapa harus sekarang??? Kenapa gak dari dulu ?? ya aku tau mungkin perubahan itu membutuhkan beberapa proses, aku bisa pahami itu. Namun sayangnya ku pikir dia terlambat. Andaikan dia bisa mengembalikan kembali rasa yang tlah hilang itu.

Sampai akhirnya hari yang paling burukpun datang. Saat itu Alvin memanggilku untuk membicarakan sesuatu.

“ka, sebenarnya kamu kenapa? Kok kamu jadi berubah gini??”

Tapi aku hanya diam terpaku dan tak menjawab pertanyaannya. Jujur saat itu aku gak tau mesti gimana lagi. Namun Alvin terus mengajakku berbicara, tetapi sikapku masih sama ‘diam tanpa kata’. Sebenarnya aku mau bilang kalau perasaanku padanya sdaah tak sebesar yang dulu lagi, tapi aku takut membuatnya sedih.

Aku nggak bisa terus-terus kayak gini. Aku harus bertindak.

“Vin, sebenarnya perasaan aku ke kamu tuh udah berkurang nggak sama kayak dulu lagi. Nggak apa-apakan kalau kita jadi temen aja. Gak apa-apa kan vin??” kataku dengan hati-hati karena takut salah ucap.

“nah gitu donk.. kan jadinya bisa jadi temen dan bukan jadi musuh.. ya udah gak apa-apa kok” kata Alvin sambil mengulurkan tangannya padaku.

...

Di hari pertama setelah kejadian itu aku masih bersikap biasa. Begitupun hari berikutnya. “ka, memang awalnya seperti itu, tapi coba liat kalau udah satu minggu. Pasti ada yang beda. Ya kamu jangan nyesel aja yaa..!!” ucap Fery menasihatiku.

“makasih ya Fer, mudah-mudahan aja aku bisa melupakan semua kenangan itu.”

Yang dibicarakan Ferypun ternyata benar adanya. Aku merasakan kehilangan. Saat itu aku nggak tau harus berbuat apa.

‘Apa aku masih suka sama dia?? Ah tidak, itu tidak boleh terjadi.’ Namun rasa yang tertinggal itu masih ada di benakku, belum lagi semua kenangan itu masih tersimpan di memori otakku. Ya allah tolong aku melupakan semua itu, walau ku tau aku tak bisa semudah itu melupakannya. ‘Ku tlah mencoba tuk hapus kenangan itu.. namun ku tak pernah bisa..’ itulah kata-kata yang selalu terbayang di pikiranku. Ternyata dari sinilah aku bisa menemukan semua jawaban dari tanda tanya besarku masalah CINTA. Walau aku sudah berulang kali merasakan berpacaran, namun yang kali ini berbeda. Inilah cinta... bukan hanya sekedar suka saja seperti yang ku rasakan sebelumnya.

Dari semua ini aku bisa menyipulkan bahwa :

1.cinta itu tak harus memiliki

2. walaupun dia bukan milikku lagi, tapi bukan berarti kita tak punya semangat hidup. Seperti yang sering aku dengar ‘aku tak bisa hidup tanpamu’ bagiku semua itu terlalu berlebiahan, bukan berarti hidup kita itu bergantung terhadap urusan yang seperti ini.

1 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

ummm...bagus...bagus!

cerpen kamu bagus...tapi ada beberapa hal yang mesti kamu perhatikan...

hampir sama seperti karya yang lain, alur yang digunakan masih sedikit meloncat-loncat...namun hal tersebut dapat diobati dengan cerita yang kamu suguhkan!
tingkatkan lagi dan jangan menyerah untuk selalu berusaha!

Posting Komentar