Jumat, 30 April 2010

SAHABAT ATAU SAINGAN (Siti Fatimah X-2)

“kriingggg!!!”
Aku terbangun dari tidurku mendengar suara alarm yang aku simpan di samping tempat tidurku dan aku segera bersiap untuk pergi ke sekolah baruku.
Namaku Tita, lengkapnya Yustita Maharani. Saat ini umurku baru menginjak 15 tahun. Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah baruku. Aku adalah siswa baru di salah satu SMA Negeri di Bandung, sebelumnya aku bersekolah di SMA Negeri di Jakarta. Karena pekerjaan ayahku di pindahkan ke daerah Bandung, mau tidak mau aku dan ibuku ikut pindah ke Bandung.
“selamat pagi anak-anak!” sapa bapak Waluyo selaku wali kelas X-2.
“hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Jakarta,Tita!! Silahkan masuk” pak Waluyo mempersilahkan aku masuk kelas.
Dengan gugup aku masuk ke kelas tersebut dan mulai memperkenalkan diri.
“ selamat pagi, nama saya Yustita Maharani, tapi teman-teman bisa memanggil saya Tita saja. Saya harap saya bisa diterima dengan baik di kelas ini “ kataku saat perkenalan.
Hari itu sekolah berjalan dengan lancar,aku bisa dengan cepat akrab dengan teman-teman baruku di kelas. Sejak saat itu aku menjadi lebih dekat lagi dengan beberapa teman yang sampai sekarang aku anggap mereka adalah sahabat-sahabatku. Mereka adalah Dina, Yuniar, Rana dan Dita.
Setelah kurang lebih 2 minggu aku menjadi anggota baru di kelas X-2, sedikit banyak aku mulai mengerti dan memahami sifat dan watak anak-anak di kelasku, tapi tidak dengan seorang cowok di kelasku, namanya Adit. Dari pertama aku masuk kelas tersebut cowok ini sudah memperlihatkan sikapnya yang misterius. Seperti sering menyendiri dan terlihat tidak peduli dengan keadaan kelas. Sikapnya itulah yang membuatku sering memperhatikannya karena menurutku cowok seperti itu adalah cowok yang menarik dan penuh kejutan.
Setelah beberapa lama aku memperhatikannnya, ternyata Dina dan yang lainnya pun sering melihatku sedang memperhatikan Adit dan membuat mereka curiga. “heh Ta!!” tegur Dita saat aku sedang melamun di kelas. “aku lihat akhir-akhir ini kamu sering memperhatikan Adit, kamu suka sama dia ya?” sambil sedikit mengintrogasi aku. “kata siapa? Aku gak pernah merhatiin dia” jawabku sambil sedikit mengelak. “ aku juga sering loh liat kamu sampe terpesona merhatiin Adit” sambung Rana. “kayaknya kalian udah salah sangka deh,aku tuh gak pernah merhatiin dia lagi, cuman kadang aku heran dengan sikapnya yang sedikit misterius,menurutku” jelas aku. “dia sih bukannya misterius,tapi aneh!!” celetuk Yuniar saat dia baru datang. “jangan-jangan kamu udah mulai suka ya sama Adit??ngapain sih suka sama orang kaya dia,udah aneh kaya gak punya semangat hidup tau gak!!” kata Dina menyambung semua omongan anak-anak yang kain.
Sejak teman-temanku mengintrogasi dan mulai curiga dengan sikapku itu, aku mulai berfikir apa benar aku mulai suka sama Adit? Jujur aja setiap ngeliat dia tuh aku ngerasa seneng gimana gitu. Apalagi saat aku sedang memperhatikan Adit, tiba-tiba Adit liat aku terus dia senyum deh..huuuaaahh serasa melayang di senyumin Adit. Suatu hari Yuniar meminjam buku bahasa Inggris ku. Keesokaan harinya dia mengajaku ngobrol berdua saja. “ Ta, jujur deh,sebenernya kamu suka kan sama Adit?” Tanya niar “gak!aku gak suka sama Adit,aku kan udah pernah bilang sam kamu soal ini” jawabku sedikit marah. “tapi ini apa?” dia menyerahkan bukuku yang dia pinjam kemarin dan membuka halaman terakhirnya. Di buku itu tertulis “MUNGKIN AKU MEMANG MENYUKAINYA,ADITYA PRATAMA”. Astaga!! Aku lupa ! itu kan tulisan ku sebelum niar meminjam buku itu” ucapku dalam hati. Tulisan itu memang aku yang buat saat aku sedang memperhatikan Adit tapi aku tidak tahu kalo buku yang aku tulisi itu dalah buku yang dipinjam Yuniar. “Ta! Jawab dong!!kamu suka sama Adit” desak niar. “iya niar, sepertinya aku memang mulai menyukainya” sambil menunduk aku menjawab pertanyaan Yuniar. “ya ampun Ta!kenapa gak bilang dari dulu sih?tau gitu kan mungkin aku bisa bantuin kamu” kata Yuniar sambil memelukku. Sejak saat itu, merembet teman-teman ku yang lain mengetahui tentang perasaanku.
“hei tau gak!tadi malem Adit sms aku loh!” kata Dita pada keesokan harinya. “oya?sms apa?” tanyaku tanpa curiga. “ pertama sih memang aku yang sms dia duluan,karena aku mau nanyain tugas kelompoknya dia,eh malah jadi keterusan deh..hahaha!ternyata dia baik juga ya?lucu pula anaknya” sambung Dita yang terlihat sangat senang dan tak henti-hentinya muji-muji Adit “iya kan!apa aku bilang Adit itu gak seaneh yang kalian kira” kataku dengan tenang. Setelah satu minggu aku dengar Dita mulai sering sms Adit dan hubungan mereka pun semakin dekat.
Pada saat yang sama Adit dan aku juga lebih dekat dan memang sering berkomunikasi. Tapi suatu hari saat aku tidak sengaja mendengar sahabat-sahabat ku sedang ngobol di kantin sekolah, aku mendengar perkataan mereka yang membuat aku sangat terkejut,
“ eh ternyata bener ya si Dita ternyata memang suka sama Adit” kata Dina,
“ oya? Trus Tita tau kalo Dita juga suka sama Adit? Sambung niar.
Sakit hati. Itu kesan pertama yang ku rasakan saat aku mendengar ternyata di belakang ku Dita juga suka sama Adit,cowok yang dia tau sangat aku suka.
Sejak saat itu aku mulai tertutup pada teman-temanku tentang Adit, aku juga tidak pernah mengungkit masalah Dita dan Adit di depan teman-temanku.
hari ini hari senin, dimana aku akan menghadapi ujian akhir semester di sekolahku,seperti biasa aku datang ke sekolah dengan sikap seolah-olah aku tidak tau berita tentang Dita yang makin rajin mendekati Adit. Dita pun sama,dia tidak pernah sedikitmun mengungkit masalah ini.
Hari kedua UAS saat semua anak sedang belajar di luar kelas, belajar sebelum ujian di mulai, Adit tiba-tiba dateng dan memberikan sebuah buku pada Dita “ makasih ya ta,untung ada buku kamu” kata Adit, lalu dengan girangnya dia membawa buku itu dan pergi ke kelas dan langsung memberitahu Rana yang sedang ada di dalam kelas. Ternyata kemarin Dita sengaja meminjamkan bukunya pada Adit,karena dia tau Adit tidak punya buku paket biologi,sampai-sampai semalam Dita tidak belajar karena bukunya dipinjam Adit.
Saat ulangan selesai,aku bertanya pada sahabatku Yuniar.
"niar,apa benar akhir-akhir ini hubungan Adit dan Dita semakin dekat? dan apa benar Dita juga menyukai Adit?" tanyaku pada niar, tapi niar hanya menjawab dengan nada yang sedikit terdengar kasihan dan tidak enak.
"sebenarnya saat kamu mulai sering membicarakan Adit, Dita pun mulai menyukai Adit,soalnya Adit itu cowok yang dia cari selama ini,katanya " kata niar padaku.
" tapi Ta,kamu jangan pernah marah ya sama Dita" sambung niar padaku.
" aku ga pernah marah sama Dita, bahkan aku berencana untu mengalah buat dia" kataku dengan sedikit terisak.
" kamu serius Ta? apa tidak sebaiknya kamu ngomong dulu sama Dita?biar semuanya jelas!" Ucap niar.
"aku belum siap untuk kehilangan sahabat niar" kataku sambil lanjut pergi dan pulang.
Sejak saat itu aku telah memutuskan untuk berusaha melupakan seorang Aditya Pratama, walaupun sulit tapi aku berusaha karena aku percaya pepatah kalau CINTA ITU TAK HARUS SELALU MEMILIKI,terdengar agak lebay memang,tapi itulah yang aku lakukan. Sebenarnya saat itu aku sangat berharap sekali lakau Dita akan ngomong tentang perasaannya itu padaku,karena sampai aku memutuskan untuk melupakan Adit pun,Dita belum pernah sekalipun berbicara tentang Adit padaku,entah karena dia tidak enak atau memang dia memang ingin merahasiakan semuanya dari aku,aku tidak tahu.Selang beberapa hari,aku mendengar kalau Dita dan Adit jadian???apa itu benar??pertama aku tidak percaya akan secepat itu,tapi tenyata dugaan aku salah,mereka memang BERPACARAN.
Malamnya, Dita menelfonku.....
"Ta,maaf sebelumnya.....a...a...aku sudah jadian dengan Adit. Kamu gak marah kan?" katanya dengan nada bicara senang.
"oh,jadi kalian berdua udah jadian?selamat ya!aku ikut senang” dengan lemas dan sedikit tekejut,aku menutup telfon. Saat itu aku aku bingung harus berbuat apa,jujur aku kecewa dengan apa yang terjadi, tapi disisis lain aku senang melihat sahabatku bahagia. Malam itu aku habiskan dengan menangis yang alasannya aku juga tidak tahu,yang jelas aku kecewa malam itu.
Keesokan harinya aku datang ke sekolah dengan mata yang sembab karena menangis semalaman, saat aku sampai pintu kelas, sahabat-sahabatku langsung memelik dan mencoba menenangkanku. Walaupun aku mengatakan bahwa aku tidak apa-apa tapi memang benar aku tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewaku pada sahabat-sahabatku.
Tapi dari kejadian itu aku belajar jika tidak semua yang kita inginkan itu bisa kita dapatkan sekalipun kita sangat ingin mendapatkannya. Kalau kita mau berusaha,pasti kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang kita inginkan…….(so’ tua ya aku..hha)

2 komentar:

HappyBoyz_Royz mengatakan...

bagusssssssssssssssssss....

cerpen yang menarik...tema yang dipilih cukup menggambarkan keadaan remaja saat ini, dengan berbagai konflik yang dihadapi...

namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki...
diksi yang digunakan masih kurang beragam
tingkatkan lagi dan jangan menyerah!

X-2 Site's mengatakan...

kuyuy lagi yang komen .
hhe .
halaah ..
yuy tau kejadian ini .
jadi saksi hidupnya malah . (bangga)
ckck .
like this laahh !

Posting Komentar